BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam upaya
pengembangan sistem agroindustri
yang handal, Kabupaten
Tasikmalaya terpilih
sebagai wilayah pilot
project pengembangan komoditas
hortikultura unggulan,
dengan manggis sebagai
komoditas yang diharapkan
dapat
dikembangkan sebagai
komoditas unggulan nasional.
Pemilihan Kabupaten
Tasikmalaya selama
ini didasarkan atas
potensi pengembangan manggis
sebagai
buah asli
Indonesia yang besar,
terlebih manggis yang
berasal dari Kecamatan
Puspahiang Tasikmalaya
telah menjadi icon manggis Indonesia yang telah
dikenal di
dunia
internasional.
Pengembangan
agroindustri manggis khususnya di Kabupaten Tasikmalaya pada saat
ini tengah
diusahakan menjadi komoditas
unggulan daerah dan
dapat dijadikan
sebagai wilayah
percontohan dalam pengembangan
agroindustri manggis secara
nasional. Dalam
usaha pengembangan komoditas
manggis, saat ini
masih
memerlukan langkah
nyata berupa perencanaan
jangka pendek dan
jangka panjang
yang berkelanjutan
untuk merangsang investasi
guna meningkatkan nilai
tambah dan
mencari pasar-pasar
baru di dalam
dan luar negeri.
Perencanaan yang dimaksud
adalah strategi
dan kebijakan pengembangan
manggis yang kemudian
diimplementasikan di
lapangan dengan pendampingan
yang berkelanjutan hingga
komoditas ini
dapat benar-benar menjadi
komoditas andalan, dengan
tujuan utama
adalah
meningkatkan kesejahteraan petani manggis.
Keseriusan pemerintah
dalam mengembangkan sistem
agroindustri manggis perlu
di
garis bawahi,
bahwa pengembangan ini
bermaksud untuk mengembangkan
sistem
agroindustri manggis
yang berkerakyatan dan lebih
modern dengan mengikuti irama
desentralisasi
dan responsif terhadap perubahan global,
sehingga di masa yang akan
datang
agroindutri manggis dapat menjadi salah satu pilar agroindustri yang kuat.
Pemerintah Kabupaten
Tasikmalaya saat ini
sadar benar akan
besarnya potensi
produksi
manggis yang dimilikinya,
dengan memanfaatkan era
desentralisasi ekonomi
saat ini dimana kewenangan daerah lebih leluasa dalam
melakukan kombinasi strategi
pemanfaatan keunggulan
komparatif dan keunggulan
kompetitif yang ada, khususnya
dalam kerangka
pembangunan pertanian dan
sektor ekonomi lain
pada umumnya,
Kabupaten Tasikmalaya
telah menetapkan manggis
sebagai salah satu
komoditas
unggulan daerah.
Dalam laporan
pendahuluan ini, akan
dibahas mengenai kondisi
aktual agroindustri
manggis serta
rencana pengembangan strategi
dan kebijakan agroindustri
manggis
yang disusun
berdasarkan karakteristik setempat.
Pada langkah selanjutnya
diharapkan dapat
disusun strategi pengembangan
agroindustri manggis bentuk
rencana strategis
pengembangan komoditas manggis yang berkelanjutan.
1.2. P erumusan Masalah
Masalah yang
dihadapi saat ini di Kabupaten
Tasikmalaya adalah: Bagaimana
menjadikan agroindustri
manggis sebagai produk
unggulan, yakni agroindustri
yang
dapat dijadikan
sebagai motor penggerak
pertumbuhan ekonomi daerah
dengan
memanfaatkan potensi
pengembangan dan pasar
yang besar dengan
pengelolaan
berstandar internasional
yang memperhatikan aspek
kualitas, kuantitas dan
kontinyuitas. Pada
tahapan selanjutnya diharapkan
program pengembangan
agroindustri manggis
ini dapat dijadikan
proyek percontohan bagi
pengembangan
agroindustri
manggis di daerah lain di Indonesia
1.3. Tujuan
Mengembangkan model
agribisnis manggis di
tasikmalaya sebagai model
pengembangan di
sentra-sentra manggis lainnya di Indonesia.
1.4.
Sasaran Kegiatan
Sedangkan sasaran
dari kegiatan ini adalah;
1. Tercapainya
penanganan panen dan
pascapanen oleh kelompok
tani/GAPOKTAN untuk
menjembatani
petani/pengumpul dengan
pedagang/eksportir.
2. Terbentuknya
unit usaha mandiri
tingkat GAPOKTAN untuk
menjembatani
petani/pengumpul
dengan pedagang/eksportir.
3. Tercapainya
sistem registrasi, barcode
dan sertifikasi lainnya
bagi eksportir
buah manggis.
4. Tercapainya
sistem pemasaran yang
berkeadilan antara petani/pengumpul
dan pedagang
eksportir.
5. Meningkatnya volume dan nilai ekspor manggis
Indonesia.
6. Meningkatnya penerimaan petani manggis.
1.5.
Ruang Lingkup
Untuk
mencapai tujuan dan
sasaran yang diinginkan, terdapat beberapa
kriteria yang
dapat digunakan
untuk mendeskripsikannya, yaitu :
NO
|
SASARAN
|
KRITERIA
|
1
|
Tercapainya penanganan panen
dan
pascapanen oleh kelompok
tani/GAPOKTAN untuk menjembatani
petani/pengumpul dengan
pedagang/eksportir.
|
Penguasaan Teknologi (Pengetahuan
dan Keterampilan) Pra
Panen, Panen
dan Pasca Panen
Komoditi melalui
Bimbingan Teknis dan Pendampingan.
|
2
|
Terbentuknya unit usaha
mandiri
tingkat GAPOKTAN untuk
menjembatani petani/pengumpul
dengan pedagang/eksportir.
|
Penguatan
kelembagaan
|
3
|
Tercapainya sistem registrasi,
barcode
dan sertifikasi lainnya
bagi eksportir
buah manggis.
|
Penguasaan Pengetahuan tentang
mutu produk (jaminan mutu produk)
|
4
|
Tercapainya sistem pemasaran
yang
berkeadilan antara petani/pengumpul
dan pedagang eksportir.
|
Peningkatan posisi tawar
gapoktan /
kelompok dalam rantai pasar komoditi
|
5
|
Mengingkatnya volume dan
nilai
ekspor manggis Indonesia.
|
Adanya peningkatan mutu
komoditi
yang pada
akhirnya meningkatkan
volume dan
nilai ekspor
|
6
|
Meningkatnya penerimaan petani
manggis.
|
Peningkatan pendapatan setelah
adanya kegiatan ini dari sebelumnya
|