Cari Blog Ini

Senin, 14 November 2011

LAPORAN PENDAHULUAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam  upaya  pengembangan  sistem  agroindustri  yang  handal,  Kabupaten
Tasikmalaya  terpilih  sebagai  wilayah         pilot  project   pengembangan  komoditas
hortikultura  unggulan,  dengan  manggis  sebagai  komoditas  yang  diharapkan  dapat
dikembangkan  sebagai  komoditas  unggulan  nasional.  Pemilihan  Kabupaten
Tasikmalaya  selama  ini  didasarkan  atas  potensi  pengembangan  manggis  sebagai
buah  asli  Indonesia  yang  besar,  terlebih  manggis  yang  berasal  dari  Kecamatan
Puspahiang  Tasikmalaya  telah menjadi  icon manggis  Indonesia yang  telah  dikenal  di
dunia internasional.
Pengembangan agroindustri manggis khususnya di Kabupaten Tasikmalaya pada saat
ini  tengah  diusahakan  menjadi  komoditas  unggulan  daerah  dan  dapat  dijadikan
sebagai  wilayah  percontohan  dalam  pengembangan  agroindustri  manggis  secara
nasional.  Dalam  usaha  pengembangan  komoditas  manggis,  saat  ini  masih
memerlukan  langkah  nyata  berupa  perencanaan  jangka  pendek  dan  jangka  panjang
yang  berkelanjutan  untuk  merangsang  investasi  guna  meningkatkan nilai tambah  dan
mencari  pasar-pasar  baru  di  dalam  dan  luar  negeri.  Perencanaan  yang  dimaksud
adalah  strategi  dan  kebijakan  pengembangan  manggis  yang  kemudian
diimplementasikan  di  lapangan  dengan  pendampingan  yang  berkelanjutan  hingga
komoditas  ini  dapat  benar-benar  menjadi  komoditas  andalan,  dengan  tujuan  utama
adalah meningkatkan kesejahteraan petani manggis. 
Keseriusan  pemerintah  dalam  mengembangkan  sistem  agroindustri  manggis  perlu  di
garis  bawahi,  bahwa  pengembangan  ini  bermaksud  untuk  mengembangkan  sistem
agroindustri  manggis  yang    berkerakyatan  dan lebih  modern dengan  mengikuti  irama
desentralisasi dan responsif  terhadap perubahan global, sehingga  di masa yang akan
datang agroindutri manggis dapat menjadi salah satu pilar agroindustri yang kuat. 
Pemerintah  Kabupaten  Tasikmalaya  saat  ini  sadar  benar  akan  besarnya  potensi
produksi manggis  yang  dimilikinya,  dengan memanfaatkan  era desentralisasi  ekonomi
saat ini  dimana kewenangan daerah lebih leluasa dalam melakukan kombinasi strategi
pemanfaatan  keunggulan  komparatif  dan  keunggulan  kompetitif yang ada, khususnya
dalam  kerangka  pembangunan  pertanian  dan  sektor  ekonomi  lain  pada  umumnya,
Kabupaten  Tasikmalaya  telah  menetapkan  manggis  sebagai  salah  satu  komoditas
unggulan daerah.
Dalam  laporan  pendahuluan  ini,  akan  dibahas  mengenai  kondisi  aktual  agroindustri
manggis  serta  rencana  pengembangan  strategi  dan  kebijakan  agroindustri  manggis
yang  disusun  berdasarkan  karakteristik  setempat.  Pada  langkah  selanjutnya
diharapkan  dapat  disusun  strategi  pengembangan  agroindustri  manggis  bentuk
rencana strategis pengembangan komoditas manggis yang berkelanjutan.

1.2. P erumusan Masalah
Masalah  yang  dihadapi  saat  ini  di  Kabupaten  Tasikmalaya  adalah:    Bagaimana
menjadikan  agroindustri  manggis  sebagai  produk  unggulan,  yakni  agroindustri  yang
dapat  dijadikan  sebagai  motor  penggerak  pertumbuhan  ekonomi  daerah  dengan
memanfaatkan  potensi  pengembangan  dan  pasar  yang  besar  dengan  pengelolaan
berstandar  internasional  yang  memperhatikan  aspek  kualitas,  kuantitas  dan
kontinyuitas.  Pada  tahapan  selanjutnya  diharapkan  program  pengembangan
agroindustri  manggis  ini  dapat  dijadikan  proyek  percontohan  bagi  pengembangan
agroindustri manggis di daerah lain di Indonesia  

1.3. Tujuan 
Mengembangkan  model  agribisnis  manggis  di  tasikmalaya  sebagai  model
pengembangan di sentra-sentra manggis lainnya di Indonesia. 


1.4.  Sasaran Kegiatan
Sedangkan sasaran dari kegiatan ini adalah;
1.  Tercapainya  penanganan  panen  dan  pascapanen  oleh  kelompok
tani/GAPOKTAN  untuk  menjembatani  petani/pengumpul  dengan
pedagang/eksportir.
2.  Terbentuknya  unit  usaha  mandiri  tingkat  GAPOKTAN  untuk  menjembatani
petani/pengumpul dengan pedagang/eksportir.
3.  Tercapainya  sistem  registrasi,  barcode  dan  sertifikasi  lainnya  bagi  eksportir
buah manggis.
4.  Tercapainya  sistem  pemasaran  yang  berkeadilan  antara  petani/pengumpul
dan pedagang eksportir.
5.  Meningkatnya volume dan nilai ekspor manggis Indonesia.
6.  Meningkatnya penerimaan petani manggis.

1.5.  Ruang Lingkup
Untuk mencapai  tujuan  dan  sasaran  yang  diinginkan, terdapat  beberapa  kriteria  yang
dapat digunakan untuk mendeskripsikannya, yaitu :

NO
SASARAN
KRITERIA
1
Tercapainya  penanganan  panen  dan
pascapanen  oleh  kelompok
tani/GAPOKTAN  untuk  menjembatani
petani/pengumpul  dengan
pedagang/eksportir.
Penguasaan  Teknologi  (Pengetahuan
dan  Keterampilan)  Pra  Panen,  Panen
dan  Pasca  Panen  Komoditi  melalui
Bimbingan Teknis dan Pendampingan.
2
Terbentuknya  unit  usaha  mandiri
tingkat  GAPOKTAN  untuk
menjembatani  petani/pengumpul
dengan pedagang/eksportir.
Penguatan kelembagaan
3
Tercapainya  sistem  registrasi,  barcode
dan  sertifikasi  lainnya  bagi  eksportir
buah manggis.
Penguasaan  Pengetahuan  tentang
mutu produk (jaminan mutu produk)

4
Tercapainya  sistem  pemasaran  yang
berkeadilan  antara  petani/pengumpul
dan pedagang eksportir.
Peningkatan  posisi  tawar  gapoktan  /
kelompok dalam rantai pasar komoditi

5
Mengingkatnya  volume  dan  nilai
ekspor manggis Indonesia.
Adanya  peningkatan  mutu  komoditi
yang  pada  akhirnya  meningkatkan
volume dan nilai ekspor
6
Meningkatnya  penerimaan  petani
manggis.
Peningkatan  pendapatan  setelah
adanya kegiatan ini dari sebelumnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar